Mengapa Anak Kecil Belum Dianjurkan Puasa Penuh

LAGI PROMO
Madu KEJANTANAN
Kayu Lanang Kejantanan
Celana Dalam Kejantanan
OBAT KEJANTANAN HERBAL
BERGERIGI Andalan
Kondom arjoena bergerigi


Bagi muslim yang mampu, khususnya orang dewasa dan tidak sakit, diwajibkan untuk menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sementara, bagi anak yang belum akil baligh atau berusia dibawah 12 tahun tidak dianjurkan untuk berpuasa penuh, cukup setengah hari atau sesuai dengan kemampuannya masing-masing, sebagai bentuk pembelajaran untuk persiapan pada usia selanjutnya.


Pada dasarnya, anak masih membutuhkan energi untuk proses tumbuh kembang. Jika dilihat dari kacamata medis, alasan anak tidak dianjurkan berpuasa penuh karena tubuhnya masih belum mampu menyimpan energi, yang berbeda dengan orang dewasa.

Seperti dijelaskan oleh Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi, dr. Tirta Prawita Sari, MSc, Sp.GK, glukosa atau kadar gula darah adalah sumber energi bagi tubuh yang diperoleh dari mengonsumsi makanan dan disimpan dalam bentuk glikogen (cadangan energi) dalam hati dan otot. Ketika kecukupan glukosa tak terpenuhi, maka glikogen akan cepat habis.

"Glikogen pada jaringan otot dan hati sangat berperan dalam penyimpanan energi. Akan tetapi, pada anak saat puasa, glikogen hati belum dapat bekerja optimal untuk menyimpan energi seperti orang dewasa," kata dr. Tirta.

Kalau puasa segera dilakukan seharian penuh, kemungkinan tubuh anak akan merasa kaget. Meskipun, cadangan energi dalam tubuh mampu bertahan hingga 16 jam. "Sebenarnya ketika berpuasa, asupan makanan berkurang, maka tubuh dengan sendirinya akan mencari sumber energi dari lemak."

Ketika hal tersebut terjadi, maka tubuh dapat mudah lemas. Oleh karena itu saat belajar berpuasa selama setengah hari, Tirta menganjurkan agar anak mendapatkan asupan yang manis ketika berbuka puasa. Ini untuk membantu meningkatkan kembali kadar gula dalam tubuh.


Tag : Puasa

Related Post:

Back To Top